Kamis, 08 Mei 2014

IMUNISASI

Kenali 7 Imunisasi Tambahan


Selain imunisasi wajib (vaksin BCG, polio tetes minum (polio oral), DPT, hepatitis B dan campak) yang direkomendasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Anda juga perlu tahu imunisasi yang dianjurkan.
Imunisasi yang dianjurkan ini diteliti bisa mencegah berbagai penyakit, antara lain: radang paru-paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), campak Jerman, Hepatitis A, dan kanker mulut rahim.
Vaksin tersebut belum masuk dalam daftar imunisasi PPI dan tidak disubsidi pemerintah –sehingga disebut tidak wajib atau ‘hanya’ dianjurkan saja. Jadi perbedaannya bukan masalah perlu atau tidak perlu, lho, Ma.
Jadi? Imunisasi wajib adalah vaksin minimal yang harus didapat anak dengan fasilitas disediakan pemerintah. Sedang tambahannya, bila mampu, baik sekali jika juga diberikan pada anak. Apa saja imunisasi yang dianjurkan? 

1. Hib

Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Haemophilus influenza type B, yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan epiglotitis (infeksi pada katup pita suara dan tabung suara).
Waktu pemberian: Umur 2, 4, 6, dan 15 bulan.
Catatan khusus: Bisa diberikan secara terpisah atau kombinasi.

2. Pneumokokus (PCV) 

Manfaat: Melindungi tubuh dari bakteri pnemukokus yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi telinga.
Waktu pemberian: Umur 2, 4, 6 bulan, serta antara 12 - 15 bulan.
Catatan khusus: Kalau mama belum memberikannya hingga usia anak di atas 1 tahun, PCV hanya diberikan dua kali dengan interval 2 bulan. Jika usia anak sudah 2 - 5 tahun, PCV hanya diberikan 1 kali.

-3. Influenza 

Manfaat: Melindungi tubuh dari beberapa jenis virus influenza.
Waktu pemberian: Setahun sekali sejak usia 6 bulan. Bisa terus diberikan hingga dewasa.
Catatan khusus: Untuk usia di atas 2 tahun, vaksin bisa diberikan dalam bentuk semprotan pada saluran pernapasan.
- MMR (Measles, Mumps, Rubella)Manfaat: Melindungi tubuh dari virus campak, gondok, dan rubella (campak Jerman).
Waktu pemberian: Usia 15 bulan, dan diulang saat anak berusia 6 tahun.
Catatan khusus: Bisa diberikan pada umur 12 bulan, jika belum mendapat campak di usia 9 bulan.

4. Tifoid

Manfaat: Melindungi tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan demam tifoid (tifus).
Waktu pemberian: Pada umur di atas 2 tahun, dan diulang setiap 3 tahun.
Catatan khusus: Terdapat dua jenis, yaitu oral dan suntik. Tifoid oral diberikan padaanak di atas 6 tahun.

5. Hepatitis A

Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Hepatitis A, yang menyebabkan penyakit hati.
Waktu pemberian: Pada umur di atas 2 tahun, dua kali dengan interval 6 - 12 bulan.

6. Varisela

Manfaat: Melindungi tubuh dari cacar air
Waktu pemberian: Pada umur di atas 5 tahun.

7. HPV (Humanpapilloma Virus)

Manfaat: Melindungi tubuh dari Humanpapilloma Virus yang menyebabkan kanker mulut rahim.
Waktu pemberian: Pada anak umur di atas 10 tahun, diberikan 3 kali dengan jadwal 0, 1-2 bulan kemudian, serta 6 bulan kemudian.

Selasa, 06 Mei 2014

KONTRASEPSI MANTAP



Strategi pelayanan kontrasepsi ini menggunakan pola pelayanan kontrasepsi rasional yang dibagi menjadi 3 fase, yaitu: fase menunda kehamilan, fase menjarangkan kehamilan serta fase mengakhiri periode kesuburan. Fase menunda kehamilan ini ditujukan bagi pasangan usia subur dengan umur istri kurang dari 20 tahun. Sedangkan fase menjarangkan kehamilan ditujukan untuk istri dengan usia 20-30 tahun, fase ini merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 dan dengan jarak 2-4 tahun. Fase mengakhiri kesuburan merupakan periode dimana umur istri diatas 30-35 tahun dan telah memiliki 2 anak. Pada usia dan paritas tersebut, wanita sangat ideal untuk menggunakan kontrasepsi MOW, karena sudah masuk pada fase mengakhiri kehamilan. Cara kontrasepsi ada 2 yaitu cara sederhana dan cara modern (Hartanto, 2004).Kontrasepsi mantap (Kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami  isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria.  Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita atau  MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada pria disebut MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi.Kontrasepsi mantap pada wanita  atau  MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.  Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan  saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.b.       Cara KerjaCara kerja tubektomi (MOW) yaitu perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.c.       KeuntunganSecara umum keuntungan kontap wanita dibandingkan dengan kontrasepsi lain adalah:1)      Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi lain.2)      Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja.3)      Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan cara kontrasepsi yang permanen.4)      Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan saja.Secara khusus keuntungan kontap wanita adalah:1)      Sangat efektif dan “permanen”.2)      Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%.3)      Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.4)      Tidak mempengaruhi proses menyusui.5)      Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal.6)      Tidak menggangu hubungan seksual.d.      KerugianKerugian tubektomi (MOW) yaitu:1)      Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.2)      Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan.e.       SyaratSetiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:1)    Sukarela. Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan kontap; artinya secara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap sebagai cara kontrasepsi.2)    Bahagia. Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia artinya:
a)         Calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan  telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan jasmani.b)         Bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling sedikit umur sekitar 2 tahun.c)         Umur isteri paling muda sekitar 25 tahun.3)    Kesehatan. Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan adanya hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani kontap. Oleh karena itu setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh dokter, sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk dikontap atau tidak.Calon peserta kontap harus mengikuti konseling (bimbingan tatap muka) dan menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (Informed Consent) (Zietraelmart, 2010).Wanita yang dapat menjalani tubektomi (MOW) yaitu:1)      Usia lebih dari 25 tahun.2)      Sudah punya anak cukup (2 anak), yang terkecil harus berusia minimal 2 (dua) tahun.3)      Yakin telah mempunyai keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.4)       Ibu pasca persalinan5)       Ibu pasca keguguranWanita yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi (MOW), yaitu:1)       Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai).2)      Menderita tekanan darah tinggi.3)      Kencing manis (diabetes).4)      Penyakit jantung.5)      Penyakit paru-paru.6)      Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi).7)      Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol).8)      Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan.9)      Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilisasi di masa depan10)  Belum memberikan persetujuan tertulis (Zietraelmart, 2010).f.        Waktu PelaksanaanWaktu pelaksanaan tubektomi (MOW), yaitu:1)      Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil.2)      Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi.3)      Pasca persalinan.4)      Minilap: di dalam  waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu.5)      Laparoskopi: tidak tepat unntuk klie-klien pasca persalinan.6)      Pasca kegugurana)       Triwulan pertama: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau laparoskopi).b)      Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap saja) (Zietraelmart, 2010).4


PIL KB

Andalan Pil KB


Andalan Pil KB
Indikasi:
Biasanya, bila Andalan diminum sesuai petunjuk, sel-sel telur dicegah pematangannya sehingga tidak sampai pada keadaan di mana mereka dapat dibuahi. Tambahan lagi, lendir leher rahim tetap kental sehingga seperma pria sukar untuknaik. Lebih dari itu, lapisan endometrium tidak dipersiapkan untuk nidasi dari sel telur yang sudah dibuahi. Karena itu Andalan memberikan perlindungan berganda terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.

Kontra Indikasi:
Kehamilan, gangguan fungsi hati yang hebat, penyakit kuning atau rasa gatal-gatal yang terus menerus selama kehamilan sebelumnya, sindroma Dubin-Johnson, sindroma Rotor, pernah atau sedang mengalami proses troboembolik di arteri-arteri atau vena-vena dan keadaan dimana ada kecendrungan ke arah penyakit-penyakit tersebut (misalnya gangguan sistem pembekuan darah dengan kecendrungan menuju trobosis penyakit-penyakit jantng tertentu), anemia sickle cell, adanya kanker payudara atau endometrium yang masih diderita atau sedang diobati, diabetes berat disertai perubahan vaskular, gangguan metabolisme lemak, riwayat adanya herpes pada waktu hamil, otosklerosis yang memburuk selama kehamilan.

KOMPOSISI:
Kemasan 28 hari (kemasan "Every-day" = "Tiap hari") berisi 21 tablet salut gula yang mengandung hormon masing-masing 0,15mg Levonorgestrel dan 0,03mg (30 mikrogram) Ethinylestrodiol ditambah dengan 7 tablet salut gula yang tidak mengandung hormon.

PEMBUNGKUSAN:
Kemasan 21 tablet salut gula berisi hormon dan 7 tablet salut gula yang tidak mengandung hormon di dalam kemasan 28 hari dirancang khusus sedemikian rupa sehingga memungkinkan Anda minum satu tablet salut gula setiap hari tanpa istirahat. Biasanya, perdarahan akan terjadi kira-kira setiap 4 minggu selagi Anda minum tablet salut gula - tablet salut gula dari bagian kemasan berwarna biru. Kemasan menunjukkan hari-hari apa tablet seharusnya diminum.

DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN:
Sebelum Anda minum Andalan harus dilakukan pemeriksaan kesehatan dan ginekologi menyeluruh (termasuk pemeriksaan payudara) dan adanya riwayat kasus keluarga perlu dicatat dengan teliti. Tambahan lagi gangguan sistem pembekuan harus disingkirkan apabila ada salah satu keluarga dekat pernah menderita penyakit-penyakit tromboembolik (misalnya deep vein thrombosis, stroke, infark miokard) di kala usia muda.

Sebagai tindakan pencegahan, harus dilakukan pemeriksaan kontrol setiap 6 bulan bila tablet salut gula-tablet salut gula ini digunakan jangka panjang.

Hanya pada pemakaian awal, Anda harus memakai tambahan cara pencegahan kehamilan tanpa hormon (kecuali pantang berkala dan pengukuran suhu badan) selama 14 hari pertama untuk menjamin bahwa Anda benar-benar terlindung dari kehamilan sejak hari pertama tablet salut gula diminum.

PERMULAAN PEMAKAIAN:
Tunggulah sampai Anda mendapat haid berikutnya,. Mulailah minum Andalan pada hari pertama siklus haid tersebut (=hari pertama perdarahan) dari bagian kemasan yang berwarna biru dan pilihlah tablet salut gula yang bertanda hari yang sesuai (misalnya "Sen" untuk hari Senin). Tekanlah tablet salut gula tersebut sampai keluar dari lapisan aluminium dan telanlah dengan sedikit air. Tidak menjadi soal kapan Anda minum tablet salut gula tersebut tetapi bila Anda telah memilih hari tertentu - sebaiknya setelah sarapan - makan malam - maka selanjutnya setiap hari harus tetap minum tablet salut gula pada waktu tersebut.
Mulai dari saat ini, Anda harus tetap minum tablet salut gula setiap hari mengikuti arah panah pada kemasan sampai kemasan kosong. Bila pada suatu waktu, Anda ragu-ragu apakah Anda sudah minum tablet salut gula untuk hari itu atau belum, maka hal ini dapat diketahui dengan melihat sekilas pada kemasan pengingat tersebut.

Bila Anda memulai minum tablet salut gula Andalan pada bagian akhir suatu minggu, siklus haid Anda yang pertama akan lebih pendek dari 4 minggu.

PEMAKAIAN SELANJUTNYA:
Bila Anda telah menghabiskan kemasan Andalan yang pertama, mulailah dengan kemasan yang baru dengan segera tanpa terhenti pada keesokan harinya, juga dimulai dari bagian kemasan yang berwarna biru dengan tanda hari yang sesuai.

HARAP DICATAT:
Minum tablet salut gula tidak teratur, muntah atau gangguan pencernaan disertai diare, gangguan metabolisme individual yang sangat jarang, atau penggunaan obat-obat tertentu secara bersamaan untuk jangka waktu yang panjang (lihat "Beritahukanlah dokter Anda..."), dapat mempengaruhi efek kontrasepsinya (gejala haid pertama yang mungkin terjadi : perdarahan atar haid).

Bila Anda sedang menggunakan kontrasepsi hormonal lainnya atau bila Anda ingin minum Andalan segera setelah ersalinan atau abortus, Anda terlebih dahulu harus menghubungi dokter Anda. Bila Anda sedang menyusui, maka dokter Andalah yang akan memutuskan apakah Anda boleh minum Andalan.

BILA TERJADI PERDARAHAN ANTAR HAID:
Bila terjadi perdarahan "diluar kebiasaan" dalam masa 3 minggu dimana Anda sedang minum tablet salut gula diluar bagian kemasan yang berwarna biru, maka minum tablet salut gula tidak boleh dihentikan. Perdarahan ringan biasanya akan berhenti dengan sendirinya. Meskipun demikian, bila perdarahannya banyak, mirip perdarahan haid, maka Anda harus menghubungi dokter Anda.

BILA ANDA TIDAK MENDAPAT HAID:
Bila Anda tidak mendapat haid selagi minum tablet salut gula dari bagian kemasan yang berwarna biru, dimana kasus ini sangat jarang terjadi, Anda harus menghentikan minum tablet salut gula untuk sementara waktu dan menghubungi dokter Anda.

BILA ANDA LUPA MINUM TABLET SALUT GULA:
Bila Anda lupa minum tablet salut gula pada waktu yang biasanya, Anda harus minum tablet salut gula yang terlupa itu paling lambat dalam waktu 12 jam. Bila lebih dari 12 jam dari waktu yang biasa Anda belum juga minum tablet salut gula, perlindungan terhadap kehamilan pada siklus itu mungkin berkurang. Dalam hal ini Anda harus melanjutkan minum tablet salut gula berikutnya pada waktu yang biasa dan membuang saja tablet salut gula yang terlupa tersebut.

Pada waktu yang bersamaan tambahan cara pencegahan kehamilan bukan hormon yang lain (kecuali pantang berkala dan pengukuran suhu badan) harus dilakukan sampai terjadi perdarahan. Tablet salut gula atau tablet salut gula-tablet salut gula yang terlupa sama sekali Anda tidak boleh minum. Biasanya, perdarahan akan terjadi sewaktu Anda minum tablet salut gula dari bagian kemasan yang berwarna biru. Bila haid tidak kunjung datang, Anda harus menghubungi dokter Anda terlebih dahulu sebelum melanjutkan minum tablet salut gula ini.

BERHENTI MINUM TABLET SALUT GULA:
Setalah Anda berhenti minum Andalan organ-organ reproduksi biasanya akan segera bekerja penuh kembali., sehingga kemampuan Anda untuk hamil pulih kembali. Satu-satunya hal yang mungkin Anda alami adalah bahwa siklus yang pertama mungkin satu minggu lebih panjang dari biasanya. Bila siklus normal tidak terjadi setelah 2 atau 3 bulan pertama, Anda harus menghubungi dokter Anda.

EFEK SAMPING:
Kadang-kadang terjadi sakit kepala, gangguan lambung, rasa mual, rasa kencang pada payudara, perubahan berat badan dan libido, atau adanya rasa tertekan.

Pada wanita-wanita tertentu, penggunaan jangka panjang tablet salut gula ini, kadang-kadang dapat menyebabkan terjadinya bercak-bercak kecokelatan pada muka yang bertambah parah bila terkena sinar matahari yang terlalu lama. Wanita-wanita yang mempunyai kecendrungan ini sebaiknya menghindari terkena sinar matahari yang terlampau lama.

Kasus-kasus individual yang mengenai toleransi yang buruk terhadap lensa kontak pernah dilaporkan.

Hubungilah dokter Anda sekiranya Anda sedang menderita suatu keluhan yang berkepanjangan.

KHASIAT DALAM KASUS MUNTAH-MUNTAH ATAU DIARE:
Obat pencahar ringan tidak mengurangi khasiat ANdalan. Jika Anda menderita gangguan saluran pencernaan yang menyebabkan terjadinya muntah-muntah atau diare, tidak dapat dijamin bahwa tablet salut gula akan tinggal cukup lama dalam saluran pencernaan sehingga tetap berkhasiat. Hal ini berarti bahwa tidak dapat dipastikan apakah pencegahan kehamilan akan tetap efektif. Dalam hal ini, Anda dianjurkan untuk menggunakan cara-cara pencegahan kehamilan tambahan yang bukan hormonal (kecuali pantang berkala dan pengukuran suhu badan) khusus untuk siklus tersebut, dengan tidak menghentikan penggunaan Andalan.

BERITAHUKANLAH DOKTER ANDA....
...bila Anda menderita salah satu kelainan berikut: diabetes, tekanan darah tinggi, vena varikosa, otosklerosis, multiple sklerosis, epilepsi, porifiria, tetani, chorea minor. Pada semua kasus tersebut di atas juga sekiranya ada riwayat flebitis atau kecendrungan diabetes, pemakaian Andalan harus dibawah pengawasan dokter secara ketat.

...bila Anda sedang atau pernah menderita salah satu kelainan-kelainan seperti yang diisebutkan pada "Kontraindikasi", karena dalam keadaan ini Anda tidak diperbolehkan minum tablet salut gula kontrasepsi. Bila Anda tidak yakin bahwa Anda sedang atau pernah mendertia kelainan-kelainan itu, mintalah pada dokter Anda untuk menjelaskannya.

...bila Anda sedang minum obat-obat lain secar teratur (misalnya Barbiturat, Fenilbutazon, Hidantoin, Rifampisin, Ampisilin), karena obat-obatan tersebut dapat mengganggu kerja Andalan. Kebutuhan akan obat antidiabetik oral atau insulin dapat berubah.

ALASAN-ALASAN UNTUK SEGERA MENGHENTIKAN PEMAKAIAN ANDALAN:
Terjadinya sakit kepala seperti migren untuk pertama kalinya atau bertambah, seringnya terjadi sakit kepala yang hebat dan tidak biasa, gangguan persepsi yang mendadak (misalnya gangguan penglihatan dan pendengaran), tanda-tanda awal troboflebitis atau gejala-gejalatroboemboli (misalnya rasa nyeri yang tidak biasa pada kaki atau kai membengkak, rasa nyeri yang menusuk ketika bernafas atau batuk tanpa sebab yang jelas), rasa nyeri dan sesak di dada, menjelang operasi (6 minggu sebelum operasi), keadaan tidak bisa bergerak (misalnya karena kecelakaan). Pada semua kasus di atas, mungkin terjadi peningkatan resiko trobosis. Alasan lainnya untuk menghentikan pemakaian adalah: timbulnya sakit kuning, timbulnya hepatitis, gatal-gatal diseluruh tubuh, meningkatnya serangan epilepsi, peningkatan tekanan darah yang bermakna, kehamilan.

CATATAN KHUSUS:
Menurut yang diketahui sampai saat ini, hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dan peningkatan resiko terjadinya tromboemboli vena maupun arteri tidak dapat disingkirkan.

Resiko relatif trobosis arteri (misalnya stroke, infark, miokard) kelihatannya cendrung meningkat bila kebiasaan merokok erat. Umur yang meningkat dan penggunaan kontrasepsi oral kombinasi terjadi secara bersamaan.

Walaupun jarang, tumor hati yang jinak dan walaupun jarang sekali tumor hati yang ganas yang dalam kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan terjadinya perdarahan intraabdominal yang membahayakan jiwa telah dijumpaisetalah pemakaian bahan hormonal seperti yang terdapat dalam Andalan. Dokter harus diberitahu bila terjadi keluhan yang tidak biasa pada perut bagian atas yang tidak menghilang sendiri dalam waktu yang singkat, apabila perlu pengobatan dihentikan.

Keterangan lebih lanjut trdapat dalam brosur ilmiah untuk dokter.

PENYIMPANAN:
Simpanlah semua obat dengan baik dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

KEMASAN:
Tiap dus berisi 2 blister @ 28 tablet salut gula.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Pil

Sabtu, 03 Mei 2014

SUNTIK KB





Suntikan KB merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang paling banyak digunakan di Indonesia. Secara umum, Suntikan KB bekerja untuk mengentalkan lendir rahim sehingga sulit untuk ditembus oleh sperma. Selain itu, Suntikan KB juga membantu mencegah sel telur menempel di dinding rahim sehingga kehamilan dapat dihindari.
Suntikan KB ada 2 jenis, yaitu:
  1. Suntikan KB 3 Bulan. Suntikan KB ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml
  1. Suntikan KB 1 Bulan. Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen). Komposisi hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui.
Apa keuntungan Suntikan KB?
Secara prinsip, kedua metode Suntikan KB 3 Bulan maupun 1 Bulan efektif mencegah kehamilan sampai 99% bila digunakan sesuai dengan anjuran. Metode KB Suntikan dapat menjadi pilihan bagi Anda yang ingin menggunakan metode hormonal, namun sulit untuk mengingat jadwal minum Pil KB.
Dengan satu kali suntikan, Anda tidak perlu memikirkan kontrasepsi selama 1 sampai 3 bulan. Anda dan pasangan bisa lebih spontan dalam berhubungan intim tanpa harus khawatir menjadi hamil. Bila Anda ingin kembali memiliki anak, Anda cukup menghentikan penggunaan Suntikan KB.
Apakah Suntikan KB Memiliki Efek Samping?
Seperti metode KB hormonal pada umumnya, Suntikan KB memiliki efek samping terutama pada awal penggunaan. Yang harus Anda ingat adalah efek samping ini akan berbeda untuk setiap individu, dan akan hilang begitu tubuh Anda telah dapat menyesuaikan diri.
Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan Suntikan KB 3 Bulan adalah:
  1. Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal pemakaian
  2. Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering dilaporkan pada awal penggunaan
  3. Kemungkinan kenaikan berat badan 1 – 2 kg. Namun hal ini dapat diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat
  4. Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan – namun bisa lebih cepat). Namun, tidak semua wanita yang menggunakan metode ini terhenti haid nya
  5. Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena tingkat hormon yang tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk dapat kembali normal (biasanya sampai 4 bulan)
Untuk Suntikan KB 1 Bulan, efek samping yang terjadi mirip dengan efek samping yang ditimbulkan pada penggunaan Pil KB.. Berbeda dengan Suntikan KB 3 Bulan, pengguna Suntikan KB 1 Bulan dilaporkan tetap mendapatkan haid-nya secara teratur. Kesuburan pun lebih cepat kembali setelah penghentian metode ini dibandingkan dengan Suntikan KB 3 Bulan.
Yang harus diperhatikan dalam memilih Suntikan KB
Sebelum Anda memilih metode Suntikan KB ataupun metode kontrapsepsi yang tepat untuk Anda, pastikan bahwa Anda sudah memperoleh informasi selengkapnya dari dokter kandungan atau bidan Anda.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih  dan menggunakan kontrasepsi terutama metode suntikan KB
  1. Apakah Anda sedang hamil?
  2. Sebelum Anda memulai Suntikan KB, pastikan Anda memang sedang tidak dalam kondisi hamil. Dokter atau Bidan Anda akan melakukan tes kehamilan sebelum menggunakan metode kontrasepsi tertentu. Selain itu, memulai penggunaan kontrasepsi pada awal periode menstruasi juga dapat membantu memastikan bahwa Anda memang sedang tidak hamil
  3. Apakah Anda sedang menyusui?
  4. Bila Anda masih menyusui, metode Suntikan KB 3 Bulan aman untuk Anda gunakan. KB Suntikan 3 Bulan hanya mengandung satu hormon (hormon progestin) yang tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas maupun produktifitas ASI. Anda sebaiknya tidak menggunakan Suntikan KB 1 Bulan, karena kombinasi hormon yang ada di dalamnya dapat membuat ASI menjadi kering.
  5. Perhatikan riwayat kesehatan Anda
  6. Metode Suntikan KB pada dasarnya aman digunakan oleh setiap wanita, namun sangat tidak disarankan bagi Anda yang pernah ataupun sedang mengalami gejala-gejala berikut:
  7. Pendarahan vagina yang tidak diketahui jelas penyebabnya
  8. Diduga memiliki kanker yang perkembangannya di stimulan oleh hormon, terutama dalam waktu 5 tahun terakhir
  9. Memiliki riwayat migrain, masalah dengan liver (hati), thrombosis, atau riwayat penyakit jantung
  10. Memiliki resiko osteoporosis tidak disarankan untuk menggunakan metode Suntikan KB, terutama Suntikan KB 3 Bulan
  11. Memiliki riwayat tekanan darah tinggi, terutama untuk penggunaan Suntikan KB 1 Bulan. Bila Anda memiliki riwayat darah tinggi dan ingin menggunakan Suntikan KB 3 Bulan, Dokter atau Bidan Anda hendaknya melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan memonitor tekanan darah Anda terlebih dahulu

Sabtu, 26 April 2014

AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)


                                                                          BAB I
                                                                PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
              Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Gunawan, 1998).
             Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .
             Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
             Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000 orang, dua kali lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada tahun 2005 angka tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan salah satu penurunan tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada tahun 1940 hanya memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama. Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama.
             Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan peningkatan pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970 sampai dengan 1980 dan berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 1997). Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang . Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang .
            Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik, susuk, tubektomi, dan vasektomi . Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.
              Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dicari fungsi dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui definisi dari KB susuk
2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi KB susuk
3. Mengetahui keuntungan dan kekurangan KB susuk
4. Mengetahui efektifitas Kb susuk
5. Mengetahui efek samping penggunaan KB susuk
6. Mengetahui Cara Pemasangan KB susuk
                                                                       BAB II
                                                                 PEMBAHASAN

A. DEFINISI
         Kontrasepsi yang popular dengan nama “susuk KB” ini berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Levonorgestrel adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam pik KB seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg lovonorgestrel. Setiap hari ke enam kapsul akan melepas 50 mikro gram levonorgestrel. Dan akan efektif sebagai kontrasepsi untuk 5 tahun (Gunawan, 1999).
        Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
B. JENIS-JENIS IMPLANT
    Di Indonesia dikenal beberapa jenis implan,yaitu:

  1.  Norplan
  2.  Implanon
  3.  Indoplan
  4.  Sinoplan
  5.  Jadenna
C. INDIKASI

  1.  Pemakaian KB yang jangka waktu lama
  2.  Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
  3.  Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
D. KONTRA INDIKASI

  1.  Hamil atau diduga hamil,
  2.  Pendarahan Vagina tanpa sebab.
  3.  Wanita dalam usia reproduksi
  4.  Telah atau belum memiliki anak
  5.  Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
  6.  Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
  7.  Pasca persalinan dan tidak menyusui
  8.  Pasca keguguran
  9.  Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
  10. Riwayat kehamilan ektopik
  11. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)
  12. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
  13.  Sering lupa menggunakan pil
  14. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
  15. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
  16. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
  17. Miom uterus dan kanker payudara
  18. Ganguan toleransi glukosa


E. KELEBIHAN
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :

  1. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna
  2. Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil
  3.  Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
  4. Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
  5. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat
  6.  mplant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999).

Keuntungan dari metode ini adalah:

  1.  Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
  2.  Tidak melakukan pemeriksaan dalam
  3.  Bebas dari pengaruh estrogen
  4.  Tidak mengganggu ASI
  5.  Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
  6.  Perdarahan lebih ringan
  7.  Tidak menaikkan tekanan darah
  8.  Mengurangi nyeri haid
  9.  Mengurangi/ memperbaiki anemia
  10.  Melindungi terjadinya kanker endometrium
  11.  Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
  12.  Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul

F. KEKURANGAN
 1.   Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara,   perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
 2.  Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
4. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi
5.  Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)

G. EFEK SAMPING
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:

  •  Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
  •  Perdarahan bercak (spotting)
  •  Berkurangnya panjang siklus haid
  •  Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.

3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan (Gunawan, 1999).

H. EFEKTIFITAS
Efektifitas dari pemasangan susuk adalah sebagai berikut :
• Lendir serviks menjadi kental
• Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
• Mengurangi transportasi sperma
• Menekan ovulasi
• 99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan)
I. CARA KERJAK SUSUK (IMPLANT)
Segera setelah implant dimasukkan ke bawa kulit lengan atas ekseptor, secara tetap sejumlah levenorgestrel akan dilepaskan. Keadaan inilah yang melindungi akseptor dari kehamilan, selama implant tatap berada di tempat tersebut (GUNAWAN, 1999).

J. PERSIAPAN PEMASANGAN
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
• Mamiliki pencahayaan yang cukup
• Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
• Terbebas dari debu dan serangga
• Memiliki ventilasi udara yang baik
• Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
• Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien sangat kurang
• Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
• Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
• Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
• Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
• Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup
• Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
• Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant.
b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
• Meja periksa untuk berbaling klien
• Alat penyangga lengan (tambahan)
• Batang implan dalam kantong
• kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan implan Norplant.
• Pepasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat tinggi)
• Sabun untuk mencuci tangan
• Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
• Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
• Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
• Trokar 10 dan madrin
• Skalpel 11 atau 15
• Kassa pembalut, band aid, atau plester
• Kassa steril dan pembalut
• Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
• Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
• Bak/tempat instrumen (tertutup)
4. Kunci Keberhasilan Pemasangan
• Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
• Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
• Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah media lengan
• Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
• Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
• Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
• Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
• Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
• Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
• Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat

K. PENATALAKSANAAN UMUM
Kapsul implan dipasang tepat di bawah kulit di atas lipat siku di daerah medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul pilihlah lengan klien yang jarang digunakan. Pertama, cuci lengan dengan air dan sabun, kemudian usap dengan antiseptik dan suntik anestesi lokal. Buat insisin kecil hanya sekedra menembus kulit, sekitar 8 cm di atas lipat siku. Setiap kapsul dimasukkan melalui trokar khusus dan dipasang tepat di bawah kulit. Sebelum memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan apakah klien :
• Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektivitas implan
• Sudah mendapat anestesi lokal sebelumnya
• Alergi terhadap obat anestesi lokal atau jenis obat lainnya

PERSIAPAN PEMASANGAN
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.
Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
TINDAKAN SEBELUM PEMASANGAN
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
PEMASANGAN KAPSUL
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
TINDAKAN SETELAH PEMASANGAN KAPSUL
1. Menutup luka insisi
- Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
- Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
2. Perawatan klien
- Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
- Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
BILA TERJADI INFEKSI
- Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal
- Bila terjadi abses (dengan atau tanpa eksplusi kapsul) cabut semua kapsul.
PETUNJUK UNTUK MENJAGA AGAR TROKAR TETAP TAJAM
- Pemakaian yang berulang-ulang akan menyebabkan trokar menjadi tumpul. Trokar harus diperiksa dengan hati-hati setelah setiap 10 kali pemasangan.
- Setelah selesai dipakai, dipisahkan trokar dari pendorongannya. (hal ini untuk menjaga trokar agar tetap tajam).
- Bila trokar telah menjadi tumpul, harus diasah seperti mengasah pisau atau gunting dengan menggunakan batu asah yang halus.
- Pada waktu mengasahntrokar,jangan terlalu berlebihan oleh karena dapat mengubah sudut ketajamannya sehingga trokar tidak bisa dipakai lagi. Pengasahan yang berlebihan akan memperpendek trokar, mengurangi jarak ke tanda (2) dekat ujung trokar.
- Masalah lain yang ditimbulkan karena pengasahan yang erlebihan adalah pada waktu memasukkan pendorong sepenuhnya, maka ujung tumpul pendorong akan menonjol keluar melewati ujung tajam trokar. Hal ini akan menyulitkan waktu memasukkan trokar tepat di bawah kulit. Bila hal ini terjadi, tarik kembali pendorong sehingga ujung tumpulnya tidak menonjol keluar dari ujung tajam trokar.
- Setelah kira-kira 50 sampai 100 kali pemasangan , trokar harus diganti, tidak boleh diasah lagi.
PEMASANGAN IMPLAN LADENATM DAN INDOPLANT
Pemasangan implant JADENA™ dan INDOPLANT sama dengan pemasangan NORPLANT hanya berbeda dalam jumlah kapsul yang dipasang yaitu hanya 2 kapsul, kapsulnya lebih panjang dan pemberian obat anastesi cukup 1-2 ml (1% tanpa Epinefrin).
PEMASANGAN IMPLANT IMPLANON
Iserter yang digunakan telah berisi 1 (buah) kapsul di dalamnya dan hanya untuk satu kali pakai. Kemasan tersebut menyerupai alat suntik.
Langkah 1
Persiapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik.
Langkah 2
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipatan siku pada bagian dalam lengan di alur antara otot biseps dan triseps. Gunakan spidol untuk menandai dengan membuat garis sepanjang 6-8 cm.
Langkah 3
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terdapat obat anastesi, isi alat suntik dengan 2 ml obat anastesi (1% tanpa Epinefrin) dan suntikan tepat dibawah kulit sepanjang jalur tempat pemasangan. Pemasangan anastesi juga dapat dilakukan dengan semprotan.
Langkah 4
Keluarkan insenter dari kemasannya. Regangkan kulit ditempat pemasangan dan masukan jarum insenter tepat dibawah kulit sampai masukseluruh panjang jarum insenter. Untuk melatakana jarum tepat dibawah kulit, angkat jarum insenter keatas, sehinnga kulit terangkat.
Langkah 5
Lepaskan segel insenter dengan menekan penopang pendorong insenternya.
Langkah 6
Putar pendorong insenter 90o atau 180o dengan mempertahankan pendorong insenter tetap diatas lengan.
Langkah 7
Dengan tangan yang lain sacara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil tetap memperthanakan penopang insenter ditempanya. (catatan: prosedur ini berlawanan dangan suatu penyuntikan, dimana pendorong didorong dan insenter dipertahankan).
L. CARA PENCABUTAN
METODE PENCABUTAN
Metode pencabutan unutk implant Norplant, Jadena™, Indlopant maupun Implano sama hanya berbeda dalam jumlah yang kapsul yang terpasang.
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit kapsul telah digunakan sejak awal 1980an. Sejak itu telah banyak dilaporkan modifikasi dari metode standar pencabutan, misalnya metode “pop out” yang dikenalkan oleh Darney dkk. Pada tahun 1992. Kenyataannya bahwa banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan metode pencabutan, sedang perubahan pada metode pemasangan hanya sedikit, menunjukan dengan jelas mtode standar pencabutan tidak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini didukung oleh pengalaman diberbagai negara. Dibandingkan pemasangan, pencabutan memerlukan kesabaran dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau tidak menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan waktu yang lama dan lebih banyak pendarahan dibanding pada waktu pemasangan.
Praptohardjo dan Wibowo (1993) melaporkan metode baru untuk pencabutan implant Norplant yaitu Teknik “U”. Perbadaaan yang besar antara tek=hnik “u” dan tehnik standar adalah :
- Posisi dari insisi kulit, dan
- Pemakaian klem pemegang implant Norplant, merupakan modifikasi klem yang digunakan unutuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 manjadi 2,2 mm.
Persiapan bahan dan alat
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan kondisi baik (misalnya klem harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus tajam). Periksa alat dan bahan yang akan dipakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.
Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
- Meja periksa untuk tempat tidur klien.
- Penyangga lengan atau meja samping
- Sabun untuk mencuci tangan
- Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
- Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik, satu tempat air mendidih atau steril yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).
- Sepasang sarung tangan steril/DTT.
- Larutan antiseptik
- Anastesi lokal (konsentrasi 0,1% tanpa Epinefrin ).
- Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang 2,5 – 4 cm
TINDAKAN SEBELUM PENCABUTAN
Langkah 1:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2 :
Pakai sarung tangan steril
Langkah 3 :
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
Langkah 4 :
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril untuk memegang kasa tersebut. Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sebelum memulai tindakan.
Langkah 5 :
Gunakan doek/kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebaruntuk memaparkan lokasi kapsul.
Langkah 6 :
Raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.
Langkah 7 :
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi (1% tanpa epinefrin). Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikan sedikit obat anastesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Masukkan jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama sampai kurang lebih 1/3 panjang kapsul, tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikan obat anastesi (0,5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul. Tanpa mencabut jarum, geser ujung jarum dan masukkan ke bawah kapsul berikutnya. Ulangi proses ini sampai keenam ujung kapsul terangkat. Sebelum memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung jarum untuk memastikan obat anstesi telah bekerja.
TINDAKAN PENCABUTAN KAPSUL
Metode Standar
Langkah 1 :
Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul. Kira-kira 5 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang berada di bawah insisi lama.
Lngkah 2 :
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil kurang lebih 4 mm dengan menggunakan scalpel.
Langkah 3 :
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat dengan tempat insisi.
Langkah 4 :
Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem tersebut.Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah ke kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung kapsul dekat siku. Buka dan tutup jepitan klem untuk memotong secara tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul. Ulangi sampai ujung keenam kapsul bebas dari jaringan parut yang mengelilinginya. Selanjutnya, dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi. Sambil menekan kapsul dengan jari telunjuk dan jari tengah, masukkan lagi klem lengkung sampai berada di bawah ujung kapsul, jepit kapsul di dekat ujungnya dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka insisi.
Langkah 5 :
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok pakai kasa steril untuk memaparkanujung bawah kapsul.
Langkah 6 :
Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua. Kapsul akan mudah dicabut oleh karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat pada karet silikon. Bilakapsul sulit dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan yang melekat pada kapsul dengan menggunakan kasa.
Langkah 7 :
Pilih kapsul yang tampak paling mudah dicabut. Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk memastikan keenam kapsul sudah dicabut.
Metode huruf “U”
Klem yang dipakai untuk mencabut kapsul pada teknik “U”, merupakan modifikasi klem yang digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 menjadi 2,2 mm.
Langkah 1 :
Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 kurang lebih 5 mm dari jung kapsul dekat siku.
Langkah 2 :
BUat insisi kecil (4mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan menggunakan scalpel.
Langkah 3 :
Masukkan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati melaalui luka insisi.
Langkah 4 :
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang kapsul.
Langkah 5 :
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul kurang lebih 5 mm diatas ujung bawah kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik kea rah insisi dan balikkan pegangan klem 180O kea rah bahu klien untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Langkah 6 ;
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggosok-gosok menggunakan kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah dicabut.
Langkah 7 :
Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem pemegang norplant dan cabut kapsul dengan pela-pelan dan hati-hati. Taruh kapsul yang telah dicabut dalam mangkok berisi klori 0,5% untuk dekontaminasi sebelum dibuang.
Langkah 8 :
Pencabutan kapsul berikutnya adalah tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul berikutnya.
Metode “ Pop Out”
Pada tahun 1992,Darney Klaise dan Walker melaporkan metode pencabutan yang sederhana untuk mencabut seluruh kapsul norplant yang dikenal dengan metode pencabutan “pop out”. Metode ini dapat mengurangi rasa sakit maupun perdarahan dan biasanya luka insisi lebih kecil. Teknik ini akan mengurangi resiko robek pada kapsul selama tindakan pencabutan. Kerugiannya yaitu tidak bisa dilakukan bila lokasi kapsul tidak baik pada waktu dipasang. Berikut langkah-langkahnya:
Langkah 1 :
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsul yang lokasinya terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang sama dengan ujng kapsul lainnya.Dorong ujung bagian atas kapsul yang telah dipilih dengan menggunakan jari. Pada saat ujung bagian bawah kapsul tampak jelas di bawah kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) diatas ujung kapsul dengan menggunakan skalpel.
Langkah 2 :
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung bagian bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat insisi.
Langkah 3 :
Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung kapsul. Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Langkah 4 :
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga ujung bawah kapsul terpapar keluar.
Langkah 5 :
Tekan sedikit ujung atas kapsul sehingga kapsul muncul pada luka insisi dan dengan mudah dapat dipegang dan dicabut. Setelah keenam kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali jumlahnya, luka insisi ditutup dengan kasa steril dan plester. Pembalut tekan biasanya tidak diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan atau hanya sedikit merusak jaringan di tempat pencabutan.
PETUNJUK PENCABUTAN
- Kapsul yang sulit dicabut
Jika seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak gelisah maka hentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan meminta datang kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh (4-6 minggu). Biasanya pada kunjungan kedua sisa kapsul tersebut akan teraba dan dapat dicabut.
- Kapsul yang tidak dapat diraba
Ada dua cara menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasound. Dengan sinar X, pasang pada 50 – 55 kilovolts dan 4-5 miliamper, dengan waktu pemaparan 0,03 detik. Dengan ultrasound, bayangan yang ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan. Penyetelan khusus ( posisi probe ultrasound) mungkin diperlukan untuk memusatkan gambar pada ultrasound.
- Kapsul yang putus
Pencabutan akan lebih sulit jika kapsul putus. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkina akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Biasanya diperlukan insisi baru di ujung atas kapsul sehingga sisa kapsul yang putus bisa dicabut.
TINDAKAN SETELAH PENCABUTAN
Menutup luka insisi
• Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisidan sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk memegang kedua tepi luka insisi selama 10-15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian balut luka insisi.
• Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dan plester.
INTRUKSI KEPADA KLIEN UNTUK PERAWATAN LUKA DI RUMAH
• Beri tahu klien mungkin timbul memar, bengkak dan kulit kemerahan pada daerah pencabutan selama beberapa hari, keadaan ini normal.
• Jaga luka insisi agar tetap kering dan bersih minimal 48 jam.
• Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam dan band aid boleh dibuka setelah 3-5 hari.
• Klien segera melakukan pekerjaan ringan. Hindari benturan pada tempat insisi.
• Setelah sembuh, luka insisi boleh dicuci dan disentuh dengan tekanan normal.
• Segera kembali ke klinik jika timbul tanda-tanda infeksi (demam, radang) pada tempat insisi.
• Beri tahu klien kapan kembali ke klinik untuk perawatan lanjut, jika perlu.
• Beri tahu klien bahwa jaringan ikat di lengan mungkin masih tetap terasa dan akan hilang setelah beberapa bulan.
                                                                         BAB III
                                                                       PENUTUP

KESIMPULAN
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Nardho, dkk. 1999. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia. 2008. Implant Kontrasepsi untuk wanita (Contraseptive for Female). http://www.pkmi-online.com/implant.htm. Diakses 18 Desember 2010
Rayax. 2007. Alat Kontrasepsi Implant. http://rayax-alatkontrasepsiimplan.blogspot.com/2007/06/pemasangan-dan-pencabutan-implan-susuk.html. Diakses 18 Desember 2010.
Saifufuddin, A. B., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sherli, 2006. Alat Kontrasepsi. http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/06 /alatkontrasepsi/. Diakses 17 Desember 2010.

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


                                                                                    BAB I
                                                                         PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia.
Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel. Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang lebih aman dan efektif.
Salah satu alat kontrasepsi yang akan di bahas pada makalah ini adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian AKDR ?
2. Apa Saja Jenis – Jenis AKDR ?
3. Bagaimana Cara Kerja AKDR ?
4. Bagaimana Mekanisme Kerja AKDR ?
5. Apa Indikasi AKDR ?
6. Apa Kontrainikasi AKDR ?
7. Apa Keuntungan AKDR ?
8. Apa Kerugian AKDR ?
9. Apa Efek Samping AKDR ?
10. Kapan Pemasangan AKDR Dilakukan ?
11. Bagaiman Teknik Pemasangannya?
12. Apa Upaya Bidan Dalam Menanggulangi Efek Samping ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian AKDR
2. Mengetahui Jenis – Jenis AKDR
3. Memahami Bagaimana Cara Kerja AKDR
4. Bagaimana Mekanisme Kerja AKDR
5. Mengetahui Indikasi AKDR
6. Mengetahui Kontrainikasi AKDR
7. Mengetahui Keuntungan AKDR
8. Mengetahui Kerugian AKDR
9. Mengetahui Efek Samping AKDR
10. Tahu Kapan Pemasangan AKDR Dilakukan
11. Mengetahui Bagaiman Teknik Pemasangannya
12. Upaya Bidan Dalam Menanggulangi Efek Samping
                                                                                             BAB II
                                                                                    PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
a. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
b. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
IUD(Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi.
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif.
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastic (polyethylene). Ada yang dililit tembaga , ada yang dililit tembaga bercampur , dan yang berisi hormone progesterone.
B. JENIS – JENIS AKDR
a. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
b. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
c. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
d. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
C. CARA KERJA
a. AKDR non hormonal (IUD)
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
b. AKDR hormonal (mirena)
cara kerja mirena ini adalah dengan mengeluarkan hormon progestin sintetis bernama levonorgestrel sebanyak 20 mikrogram setiap harinya. Hormon ini selanjutnya akan memberikan pengaruh terhadap lendir rahim sehingga lebih kental. Akibatnya sel sperma yang masuk ke dalam rahim akan mengalami kesulitan untuk bergerak karena suasana lendir rahim yang lebih mampat. Hal ini lebih mirip seperti cara kerja implant yang juga sama-sama mempengaruhi suasana lendir rahim menjadi lebih kental.
D. MEKANISME KERJA AKDR
Bagaimana mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi kerjanya bersifat lokal.
a. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit, makrofag, dan limposit.
b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.
E. INDIKASI
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k. Gemuk ataupun kurus
F. KONTRAINDIKASI
a. Belum pernah melahirkan
b. Adanya perkiraan hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
d. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri.
h. Penyakit trofoblas yang ganas.
i. Diketahui menderita TBC pelvic.
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
G. KEUNTUNGAN
a. AKDR non hormonal
1. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
2. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
5. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
8. Dapat digunakan sampai menopause
9. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
b. AKDR hormonal
1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).
c. Keuntungan (Sarwono P, 1999)
1. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
2. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
3. Kontrol medis yang ringan
4. Tidak menimbulkan efek sistemik
5. Alat ekonomis
6. Efektivitas cukup tinggi
7. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (reversibel).
H. KERUGIAN
a. AKDR Non hormonal
1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).
b. AKDR hormonal
1. Perubahan siklus haid.
2. Haid lebih lama dan banyak.
3. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
4. Disaat haid lebih sakit.
I. EFEK SAMPING
a. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan kontrasepsi AKDR.
b. erubahan siklus menstruasi
Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.
c. Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
d. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
e. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang lebih banyak.
f. Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
g. Pendarahan Post seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan.
J. PEMASANGAN AKDR
AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut:
a. Sewaktu haid sedang berlangsung
Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-hari terakhir haid.
Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain ialah:
1. Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan lembek.
2. Rasa nyeri tidak seberapa keras
3. Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan
4. Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang hamil tidak ada.
b. Sewaktu postpartum
1. Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada wanita yang melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
2. Secara langsung(directinsertion)yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga bulan setelah partus atau abortus.
3. Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR dipasang sesudah masa 3 bulan setelah partus atau abortus atau pemasangan AKDR dilakukan pada saat yang tidak ada hubungan sama sekali dengan partus atau abortus.Bilapemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah bersalin,menurut beberapa sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai 6-8 minggu postpartum oleh karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara minggu kedua ,dan keenam setelah partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.
c. Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan psikologi waktu itu adalah paling ideal.Tetapi septic abortion merupakan kontraindikasi.
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama sebelum AKDR dipasang. Sebelum pemasangan AKDR tersebut tertletak dalam uterus setelah terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan terjadinya efek sampingan seperti perdarahan rasa sakit,AKDR keluar sendiri.
Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih dahulu ditentukan panjangnya rongga uterus yang sebesar mungkin oleh karena dengan memakai AKDR yang mempunyai ukuran besar,kegagalan dan kecenderungan untuk ekspulsi akan berkurang. Sebaliknya,ukuran yang lebih kecil sebaiknya dipasang pada akseptor yang mengalami banyak pertdarahan dan rasa sakit.
K. TEKNIK PEMASANGAN AKDR
Karena dalam program keluarga berencana di Indonesia digunakan AKDR jenis lippes loop,disini diterangkan cara pemakaian AKDR itu. Setelah kandung kencing dikosongkan,akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik dalm posisi litotomi.Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak,bentuk,dan besar uterus.Spekuylum dimasukkan kedalam vagina,dan servik uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol,betadin,atau tingtura jodii)sekarang dengan cunam servik dijepit bibir .depan porsio uteri dan dimasukkan sonde kedalm uterus untuk menentukan arah
L. UPAYA BIDAN DALAM MENANGGULANGI EFEK SAMPING
a. Jika permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling.
b. Jika terjadi terdapat infeksi maupun gejalanya segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
c. Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil atau tidak.
1. Apabila tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi konseling dan menyelidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki.
2. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu.
3. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR tidak dilepas.
4. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan tanpa melepas AKDR maka dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.
d. Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan menegaskan adanya penyakit radang panggul (PRP) dan penyebab lain dari kekejangan.
1. Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
2. Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, AKDR dilepas dan membantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
e. Pada perdarahan hebat yaitu :
1. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan hebat, melakukan konseling dan pemantauan.
2. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan).
3. AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb <7g%) dianjurkan untuk melepas AKDR dan membantu memilih metode lain yang sesuai.
                                                                                                 BAB III
                                                                                              PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR.
Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut.
Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang benar, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.
B. SARAN
1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b. Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP
Cunningham,dkk. 1995. Obstetri Williams. Jakarta: EGC